Minggu, 31 Januari 2016

Kurang Bertanya, Jalan- Jalan

Hello para pembaca dimanapun dan kapanpun kalian berada. Semoga saat membaca postingan saya kali ini kalian dalam keadaan baik :-) Ini adalah postingan saya yang kedua. Meskipun masih tentang mau bertanya ngga sesat di jalan, tapi pengalaman saya kali ini berbeda. Hehe Nah, kali ini saya mau naik kereta api readers. Kendaraan yang dimiliki oleh PT. Commuter line ini sangat diminati oleh para pengguna kendaraan umum. Terbukti dari ramainya penumpang kendaraan beroda bayak ini. Terutama pada pagi dan sore hari, yaitu jam pergi dan pulang kantor. Mungkin readers juga salah satu pengguna kendaraan yang memiliki banyak gerbong ini. Saya berangkat pada siang hari dari stasiun Klender Baru. Sebelum naik kereta, saya membeli tiket di loket tiket. "Manggarai mas." Saya menyebutkan stasiun tujuan saya untuk mendapatkan tiket. Setelah membayar, saya mendapatkan tiket. Saya naik ke kereta tujuan Manggarai. Seperti biasa, saya lebih memilih gerbong yang khusus wanita atau yang paling depan. Saya berjanji bertemu dengan teman saya di gerbong itu. Setelah mencari-cari teman saya, ternyata mereka ada di dekat pintu kereta di bagian sebelah kiri. Perjalanan kami cukup jauh, transit di Manggarai kemudian transit lagi di Tanah Abang. Tujuan terakhir kami adalah stasiun Pondok Ranji. Setelah sampai di stasiun, kami pun keluar dari stasiun. Teman saya lebih dahulu keluar. Saat giliran saya menempelkan kartu di pintu keluar, pintu tersebut tidak mau membuka. Di layar terbaca tulisan: Saldo tidak cukup. Di dekat saya ada seorang satpam. Ia melihat saya kesulitan keluar. Lantas ia pun membantu saya. Namun, memang kesalahan terletak pada saya. Saat membeli tiket, saya malah menyebutkan tujuan transit saya. Seharusnya saya menyebutkan tujuan terakhir saya. Alhasil, tiket saya pun hangus dan diambil oleh satpam itu. "Mba salah menyebutkan tujuan mba tadi. Mba bisa keluar, tapi tiket mba ini hangus. Nanti mba harus beli tiket lagi kalau mau naik kereta lagi." Rugi sudah uang saya. Walau cuma 10.000 uang itu tetap berharga. Sewaktu pulang dari Pondok Ranji, saya kembali mengalami pengalaman yang kurang mengenakkan. Begitu saya melihat ada kereta yang sedang berhenti, tanpa bayak tanya langsung saja saya naik. Setelah di dalam kereta ternyata kereta tersebut menuju Serpong bukan ke Tanah Abang. Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah peribahasa yang tepat untuk saya saat itu. Saya pun turun di stasiun Jurangmangu. Malangnya, saya harus membeli tiket lagi karena sudah keluar dari stasiun Jurangmangu. Begitulah pengalaman saya yang kurang bertanya saat ingin ke suatu tempat. Harapan saya, para pembaca dapat menyadari pentingnya bertanya dimanapun, kapanpun, tentang apapun itu. Bila bertanya juga harus detail dan tidak hanya bertanya pada satu orang saja, minimal lebih dari dua lah. Heheh

Sabtu, 30 Januari 2016

Mau Bertanya TIDAK Sesat di Jalan

Selamat sore bloggers dan para pembaca sekalian. Senang sekali bisa menulis untuk yang pertama kalinya di blog saya ini.Semoga bermanfaat :) Postingan saya kali ini sebenarnya ingin sharing pengalaman saya ketika malu bertanya saat mencari suatu tempat. Tempat itu adalah perpustakaan nasional RI. Saya berangkat dari halte busway Walikota Jakarta Timur. Bertanyalah saya pada petugas busway, "mas, kalo mau ke perpustakaan yang ada di Salemba turun di mana ya?" Lalu si mas menjawab "hmm, perpustakaan yang di Salemba ya, mba nanti transit di Kampung Melayu, lalu naik yang ke arah Ancol, mba nanti turun di Salemba UI". Saya pun menjawab mas itu "oh begitu ya mas, ok". Namun, saya tidak bertanya lagi selanjutnya saya kemana, naik apa, atau tinggal jalan. Hmm, saya pun mengikuti apa yang dikatakan petugas busway itu, turun di halte Salemba UI. Sebenarnya saya sudah mempunya feeling yang tidak enak saat turun di halte tersebut. Lalu saya bertanya lagi pada petugas yang ada di halte, "mas benar ya perpustakaan nasional di dekat sini?" "Ooh, bukan mba. Mba harusnya turun di halte Salemba Carolus tadi" jawab si mas. Dengan sedikit kesal, akhirnya saya langsung naik busway yang ke arah sebaliknya dari saya turun tadi. Ketika sampai di halte Salemba Carolus, saya bertanya lagi pada petugas. Ternyata benar saya tinggal berjalan sedikit dari halte tersebut. Pengalaman seperti itu tidak hanya terjadi sekali, melainkan berkali-kali. Saya rasa sudah cukup saya malu bertanya. Toh kalo malu bertanya malah membuat kita lelah karena salah. Lebih baik mau bertanya sehingga tidak tersesat :)